Penjelasan NASA Tentang Fenomena Langka Gerhana Bulan Supermoon
AstroNesia ~ Untuk pertama kalinya selama lebih dari 30 tahun, orang dapat akan melihat sebuah peristiwa langit yang langka ini bulan-sebuah supermoonyang di kombinasikan dengan gerhana bulan.
Pada tanggal 27 September malam, gerhana bulan total akan menutupi wajah bulan yang lebih besar dari biasanya selama lebih dari satu jam (gerhana Bulan Supermoon).
Gerhana total akan berlangsung selama satu jam dan 12 menit, dan akan terlihat di Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Afrika, Asia Barat dan Pasifik timur, kata NASA.
"Karena orbit bulan bukanlah lingkaran sempurna, bulan kadang-kadang lebih dekat ke Bumi dibanding pada waktu lainnya selama orbit," kata Noah Petro, ilmuwan wakil proyek untuk NASA Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO)
"Ketika bulan berada pada posisi terjauh itu dikenal sebagai apogee, dan ketika berada paling dekat dikenal sebagai perigee. Pada tanggal 27 September, kita akan memiliki perigee bulan purnama -. Bulan purnama terdekat tahun ini".
Pada perigee, bulan sekitar 31.000 mil lebih dekat ke Bumi dibanding apogee. Selama perigee, bulan purnama muncul sekitar 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang di langit dari bulan purnama apogee, oleh karena itu, Bulan purnama perigee memicu istilah "supermoon."
Selama gerhana bulan, bayangan bumi akan menutupi bulan selama lebih dari satu jam saat planet kita muncul diantara matahari dan bulan.
Indonesia tidak dapat melihat fenomena ini |
Adapun supermoon dan gerhana bulan yang terjadi pada hari yang sama, Petro mengatakan bahwa itu hanya dinamika planet dan semua hal ini jarang terjadi tapi sudah sering terjadi.
Kombinasi gerhana bulan supermoon terakhir terjadi pada tahun 1982 dan berikutnya akan terjadi lagi pada 2033. "Itu cukup langka," kata Petro.
Sayang, Indonesia tidak kebagian fenomena ini.
0 Response to "Penjelasan NASA Tentang Fenomena Langka Gerhana Bulan Supermoon "
Post a Comment